1, rentang tegangan umum lampu jalan LED
Kisaran tegangan lampu jalan LED relatif lebar, tetapi sebagian besar terkonsentrasi pada bidang tegangan rendah. Tegangan umum termasuk 12V, 24V, 36V, 48V, dll. Diantaranya, 12V dan 24V adalah tegangan operasi yang paling umum digunakan untuk lampu jalan LED.
Lampu Jalan LED 12V: Lampu jalan LED 12V biasanya digunakan di tempat-tempat padat penduduk seperti perumahan, kawasan komersial, dan tempat umum. Hal ini dikarenakan tegangan 12V yang relatif rendah dan memiliki keamanan yang tinggi sehingga secara efektif dapat mengurangi resiko sengatan listrik. Pada saat yang sama, lampu jalan LED 12V juga dapat memenuhi kebutuhan penerangan dasar, terutama cocok untuk digunakan di area yang kebutuhan penerangan malam hari tidak terlalu tinggi.
Lampu Jalan LED 24V: Lampu jalan LED 24V lebih umum digunakan untuk penerangan skala besar di tempat-tempat seperti jalan raya, jalan raya, dan kawasan industri. Hal ini karena tegangan 24V dapat memberikan jangkauan dan kecerahan pencahayaan yang lebih besar, sehingga memenuhi persyaratan tinggi untuk efek pencahayaan di area tersebut. Selain itu, lampu jalan LED 24V juga memiliki kinerja yang baik dalam hal efisiensi dan stabilitas energi, memastikan efek pencahayaan yang stabil selama penggunaan jangka panjang.
2, Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan tegangan
Pemilihan tegangan lampu jalan LED tidak sembarangan, namun dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berikut adalah beberapa faktor utama yang mempengaruhi:
Tegangan kerja manik-manik LED: Manik-manik LED adalah komponen inti lampu jalan LED, dan tegangan kerjanya biasanya antara 2V dan 4V. Oleh karena itu, untuk memastikan pengoperasian normal chip LED, tegangan lampu jalan LED harus mampu memberikan rentang tegangan yang cukup untuk menutupi tegangan kerja chip LED. Ini juga salah satu alasan penting mengapa 12V dan 24V menjadi tegangan kerja yang umum digunakan untuk lampu jalan LED.
Persyaratan desain untuk lampu jalan: Desain lampu jalan LED yang berbeda mungkin memerlukan voltase berbeda untuk memenuhi kebutuhan penerangan. Misalnya, beberapa lampu jalan LED mungkin memerlukan voltase lebih tinggi untuk memberikan jangkauan dan kecerahan pencahayaan yang lebih besar, sementara beberapa lampu jalan LED mungkin hanya memerlukan voltase lebih rendah untuk memenuhi kebutuhan penerangan dasar. Oleh karena itu, saat merancang lampu jalan LED, perlu ditentukan voltase yang sesuai berdasarkan lingkungan penggunaan spesifik dan kebutuhan pencahayaan.
Stabilitas sistem catu daya: Stabilitas sistem catu daya juga merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi pemilihan tegangan lampu jalan LED. Jika sistem catu daya tidak stabil, hal ini dapat menyebabkan fluktuasi tegangan atau pemadaman listrik, yang dapat mempengaruhi pengoperasian normal lampu jalan LED. Oleh karena itu, dalam memilih tegangan untuk lampu jalan LED, perlu diperhatikan stabilitas dan keandalan sistem catu daya untuk memastikan bahwa lampu jalan tersebut dapat memberikan layanan penerangan yang berkesinambungan dan stabil.
3, Tindakan pencegahan untuk penggunaan tegangan
Saat menggunakan lampu jalan LED, penting untuk memperhatikan tindakan pencegahan berikut mengenai penggunaan voltase:
Pastikan voltase cocok: Saat memasang lampu jalan LED, penting untuk memastikan bahwa voltase yang digunakan sesuai dengan voltase pengenal lampu jalan LED. Jika volumetage terlalu tinggi atau terlalu rendah, dapat menyebabkan lampu jalan LED tidak berfungsi atau rusak.
Menghindari fluktuasi tegangan: Untuk menghindari dampak fluktuasi tegangan pada lampu jalan LED, beberapa tindakan dapat dilakukan untuk menstabilkan tegangan. Misalnya, peralatan listrik seperti pengatur tegangan atau UPS dapat digunakan untuk memastikan stabilitas dan keandalan tegangan.
Periksa voltase secara teratur: Untuk memastikan pengoperasian normal lampu jalan LED, perlu dilakukan pengecekan berkala apakah voltase stabil. Jika ditemukan fluktuasi tegangan atau kelainan, tindakan harus diambil tepat waktu untuk menghindari kerusakan pada lampu jalan LED.